Jiwa fisha melayang-layang. Hatinyapun menjerit-jerit. Rasa kesakitan karena kanker rahim itu smeakin memuncak, seiring jiwanya yang terkapar dalam ketidakberdayaan. Dengan tangan gemetar, ia usap air matanya dengan ujung jarinya. Ia tak menyangka bahwa hinaan dna kebencian itu akabn menghadapkannya pada pilihan yang sangat tidak ia bayangkan: bercerai atau dimadu?rnYa Allah, untuk inikh aku em…